Ajari Anakmu Berenang Sejak Dini
Rasulullah SAW bersabda:
"Ajarilah anakmu berburu, berkuda dan berenang".
Dalam kehidupan zaman moderen saat ini, sabda rasulullah tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
Berburu
Yaitu mengajari anak kita untuk mencari makan atau mencari uang. Hal yang dapat kita ajarkan antara lain mengajari anak kita berdagang, memasak, memancing, keterampilan dan pendidikan untuk bekal hidupnya kelak.
Berkuda
Yaitu berkendara. Dahulu orang bepergian dengan cepat dengan mengendarai kuda. Saat ini tentunya dengan sepeda, sepeda motor, dan mobil. Sesuaikan dengan usia anak kita, bila masih kecil ajarkan saja bersepeda dulu.
Berenang
Manusia ditakdirkan untuk hidup di darat. Tapi manusia juga harus mampu bertahan di air. Kemampuan dasar untuk bertahan di air adalah dengan berenang. Ada baiknya anak diajari berenang sejak dini untuk menghindari bahaya tenggelam. Sebab anak-anak suka sekali bermain di air tanpa mengetahui bahayanya.
Belajar Berkuda Yuk!
BERKUDA bukan sekadar untuk olahraga. Lebih dari itu, berkuda mempunyai segudang manfaat yang mungkin belum Anda ketahui. Sebagai metode penyembuhan bagi anak misalnya.
Berkuda memang memiliki manfaat untuk metode penyembuhan bagi berbagai masalah anak. Mulai dari masalah psikologis, mental, emosional, lemah fisik, kemampuan berbahasa dan berbicara, bahkan autisme. Seperti diungkapkan oleh terapis berkuda dari Sleepy Hollow Therapeutic Riding Centre, Lisa McCallum.
Menurut dia, menunggang kuda merupakan kegiatan menyenangkan bagi banyak orang. Khusus bagi anak yang memiliki keterbatasan, menunggang kuda bisa menjadi salah satu cara penyembuhan,” ujar Lisa yang juga merupakan terapis berkuda di South African Riding for the Disabled Association ini.
Setiap tahun jumlah anak yang mengikuti terapi dengan berkuda ini meningkat. Mereka merasakan manfaat nyata dari terapi unik ini. Sedikitnya ada tiga manfaat utama terapi ini, yaitu untuk olahraga, pendidikan, dan pengobatan. Ketiga hal ini sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan anak-anak.
McCallum menuturkan, terapi biasa yang diikuti anak, boleh jadi tidak berhasil. Pasalnya, anak sudah keburu takut untuk melakukan kegiatan terapi itu. ”Sebaliknya, dengan aktivitas berkuda yang dianggap menyenangkan, anak bisa lebih rileks menjalankannya,” katanya.
Berkuda pun dapat memotivasi anak yang memiliki masalah mental dan emosional serta kendala dalam belajar. Kegiatan ini membantu mereka berkonsentrasi, sabar, dan disiplin tinggi. Untuk anak yang mengalami hambatan fisik, misalnya kaki lumpuh, berkuda merupakan cara mereka menikmati kebebasan yang selama ini tidak bisa mereka rasakan saat berada di atas kursi roda. Duduk di atas kuda juga akan melatih otot kaki mereka sehingga bisa berjalan.
”Saat menunggang kuda, otot-otot pada selangkangan anak akan merasakan sensasi seperti saat berjalan kaki. Hal itu akan mengaktifkan otot-otot kaki sehingga pelan-pelan si anak akan mampu berjalan,” kata Lisa. Di negara lain, Australia misalnya, berkuda dijadikan sarana bagi penyembuhan pada ketergantungan narkoba.
Di Indonesia sendiri, olahraga menunggang kuda sudah banyak diminati, terutama bagi mereka yang masih berusia sekolah. Hal ini dikarenakan mulai banyak bermunculannya istal yang menawarkan kursus berkuda bagi berbagai usia, mulai tiga tahun hingga dewasa.
Seperti Arthayasa Hourseback Riding School yang berlokasi di bilangan Cinere, Depok. Sekolah berkuda ini membuka kursus yang diperuntukkan, baik kelompok maupun individu. Jumlah pesertanya pun cukup banyak, hingga puluhan orang. Kebanyakan peserta berasal dari kalangan pelajar, lantaran termasuk dalam bagian ekstrakulikuler sekolahnya.
Kursus berkuda bukan hanya ada di daerah Jakarta ataupun Jawa Barat. Di Yogyakarta, tepatnya di Jeruklegi, Baguntapan, Bantul, juga ada sekolah berkuda bernama Pikatan Stable. Istal yang sudah berdiri sejak 1960-an ini membuka kursus berkuda yang rupanya cukup diminati masyarakat Yogyakarta. Pesertanya mulai dari anak-anak hingga dewasa. ”Peserta kebanyakan siswa SD dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM),” ujar M Taufan Istihar, pemilik Pikatan Stable.
Adapun Billy Manola mengaku sudah dua tahun belakangan ini membuka sekolah berkuda. Sekolah ini bermula dari peternakan kuda milik Billy yang bernama The Range berlokasi di Jalan Maribaya, Lembang, Bandung. Sebelum memulai pengajaran, Billy biasanya bertanya terlebih dahulu kepada peserta kursus. Apakah sebelumnya sudah pernah menunggang kuda. Jika sudah, apakah pernah memiliki pengalaman buruk ketika berkuda.
Berbeda dengan tempat kursus lainnya, Billy juga menyediakan kursus berkuda bagi penderita autis. Siswa kursus itu kebanyakan berusia rata-rata 10 tahun. Dia meyakini, jika dilakukan dengan rutin, berkuda akan mengasah kepekaan si anak dengan kuda yang ditungganginya sekaligus mengajarkan konsentrasi.
”Lewat berkuda mereka diajarkan bahasa gerak tubuh dengan kuda dan harus menyesuaikan gerakannya. Mereka juga dituntut memahami psikologis kuda tersebut,” kata Billy. Pelajaran mengenai konsentrasi inilah yang mungkin menonjol dari kegiatan berkuda. ”Jika mereka (peserta) tidak konsentrasi dan mengikuti instruksi pelatih, bisa saja malah terjadi hal yang tidak diinginkan, jatuh misalnya,” sahut Anto Budiarto, pelatih di Arthayasa Hourseback Riding School.
Di samping konsentrasi, anak pun akan belajar mengenai kemandirian dan tanggung jawab. Begitu mereka datang ke tempat kursus, tanpa disuruh mereka harus sudah siap dengan perlengkapan berkuda yang dikenakan. Anak juga diajarkan membersihkan kuda yang akan melatih tanggung jawab mereka. Diakui Eunike
Anggarani selaku Marketing Arthayasa Hourseback Riding School, berkuda merupakan salah satu alternatif terapi bagi penyandang autis. Seperti diketahui, anak penderita autis biasanya larut dalam dunianya sendiri dan kurang interaksi dengan dunia luar.
Belajar Memanah
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun ia hampir bosan. Maka Uqbah berkata, “Mahukah kamu aku khabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mahu.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam syurga lantaran satu anak panah; orang yang ketika membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kamu memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)
Hadits di atas menggambarkan betapa Rasulullah saw sangat menganjurkan agar seorang muslim prihatin dengan persiapan untuk berjihad di jalan Allah. Memanah dan berkuda merupakan dua kegiatan yang terkait dengan hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki semangat untuk berjihad di jalan Allah. Mengapa? Karena Nabi saw memperingatkan bahwa hilangnya semangat berjihad sebagai tanda hadirnya kemunafikan dalam diri.
“Barangsiapa mati dan belum berperang dan tidak pernah bercita-cita untuk berperang, maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafiqan” (Abu Dawud 2141)
Seorang muslim diharapkan memiliki kecintaan kepada agamanya sehingga ia rela mengorbankan jiwanya demi kemuliaan Islam jika tuntutannya demikian. Dan berjihad di jalan Allah merupakan bukti tertinggi komitmen seorang muslim. Bahkan Al-Qur’an menggambarkan muslim yang bersedia mengorbankan jiwa dan hartanya demi menegakkan agama Allah adalah seperti orang yang terlibat dalam perniagaan terbaik dengan Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (QS Ash-Shoff 10-13)
Tradisi jihad sebagai sebuah perniagaan atau jual-beli antara orang beriman dengan Allah SWT bukan merupakan tradisi yang baru diperkenalkan oleh Nabi Akhir Zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Namun tradisi ini sudah Allah tetapkan semenjak diwahyukannya Kitab Taurat kepada Nabi Musa as dan Kitab Injil kepada Nabi Isa as.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an." (QS At-Taubah 111)
Allah SWT menawarkan kepada orang beriman agar menjual diri dan harta mereka kepada Allah SWT dengan bayarannya berupa surga untuk mereka. Wujud jual-belinya ialah berupa kesediaan seorang mukmin untuk berperang di jalan Allah, lalu ia membunuh atau terbunuh di medan perang. Perkara ini sudah Allah janjikan semenjak turunnya Kitab Taurat dan Injil kemudian Al-Qur’an. Ironisnya dewasa ini, masyarakat yahudi-nasrani yang mendominasi dunia diizinkan dan dimudahkan untuk membangun kekuatan militer mereka. Bahkan mereka dapat dengan seenaknya mengerahkan armada perangnya ke negeri mana saja yang mereka sukai. Termasuk ke negeri-negeri kaum muslimin sebagaimana yang kita saksikan di Palestina, Irak dan Afghanistan. Kehadiran pasukan mereka di bumi Islam tidak dipandang sebagai sebuah tindak kriminal atau pelanggaran hukum internasional. Sementara bila kaum muslimin berusaha mempersenjatai diri, maka mereka segera dilabel sebagai kelompok teroris.
Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam untuk memperhatikan kewajiban syariat yang satu ini. Tidak pantas bila ummat Islam menghindar untuk mempersiapkan diri membangun armada perang sedangkan Barat kafir yang diwakili oleh kekuatan militer yahudi-nasrani dibiarkan bebas menyusun bahkan memobilisasi kekuatan militer mereka sesuka hati. Oleh karenanya, sudah sewajarnya bila kaum muslimin berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapakn berbagai kekuatan, termasuk armada perang- dalam rangka memenuhi perintah mulia Allah SWT.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal 60)
Untuk itu marilah kita memulakan persiapan tersebut dengan melakukan apa yang jelas-jelas telah dianjurkan oleh Rasulullah saw. Di antaranya ialah memanah.
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sahaja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!”(ABU DAUD – 2153)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (NASAI – 3522)
Arjuna Archery>>Kreasi Panahan Kontemporer-Jual Busur Panah